Warna Kemenangan Islam
Deru takbir mewarnai ujung bulan
suci. Atmosfir kemenangan menggelora dalam dada. Akhir sebuah perjalanan
panjang penyucian jiwa. Kebahagiaan teriring kebersamaan, persatuan seakan
tanpa keretakan.
Aura kemenangan ini
mengingatkanku akan kisah sejarah dalam buku yang pernah kubaca, warna
kemenangan yang menyambut kejayaan Islam. Warna kemenangan dalam setiap episode
perjuangan. Penakhlukkan Makkah, perebutan kembali tanah Palestina,
penakhlukkan dinding
Konstatinopel. Warna kemenangan ketika Islam maju membimbing, menjadi guru
peradaban, menjadi penuntun dan nasihat bagi ummat manusia.
Warna kemenangan Islam. Andai
mereka merasakannya, pasti mereka ingin segera merebut dan menyambutnya,
sebagaimana suka cita mereka menyambut datang nya hari raya yang mulia. Warna
kemenangan. Andai mereka merasakannya, pasti mereka tidak akan tidur malam ini.
Bekerja keras agar kemenangan itu segera datang ditengah mereka. Agar
kemenangan tak hanya mimpi, dan sekadar cita-cita.
Warna kemenangan Islam. Ketika
masih ada yang terdzalimi, hadirlah Islam sebagai pembela. Ketika masih ada
yang tersesat, hadirlah Islam sebagai pentunjuk dan cahaya. Ketika masih ada
yang terjerat, hadirlah Islam sebagai pembebas. Islam hadir sebagai solusi
segala permasalahan.
Warna kemenangan Islam. Pengantar
berdirinya sebuah peradaban baru dunia. Tatanan peradaban Islam yang
memanusiakan manusia. Tatanan yang memuliakan dan meninggikan derajat
bangsa-bangsa, melalui jihad nya dengan berpegang teguh dalam kalimat tauhid.
Memantaskan diri. Kata yang
paling pantas untuk disemat dalam diri kita. Kapan kita memantaskan diri,
sedangkan Muhammad II al-fatih telah menakhlukkan sebuah benteng besar yang
tidak tertembus hampir 1000 tahun dalam usia nya yang ke-22?
Ujung bulan suci Ramadhan tahun
ini menjadi refleksi bagi diri kita. Seakan sebulan lalu adalah representasi
dari hidup kita selama setahun sebelumnya. Ibadah kita, jihad kita, amaliyah
kita, semua terwakilkan.
Warna kemenangan Islam. Sudah
saatnya kita kembali merenungkan ayat: "Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu kemenangan yang nyata". Ayat yang menjadi pertanda bahwa
kemenangan telah dekat, sehingga para sahabat benar-benar memantaskan diri
untuk kemenangan tersebut sehingga Allah menurunkan ayat: "Apabila telah
datang pertolongan Allah dan kemenangan", "Dan kamu lihat manusia
masuk dalam agama Allah dengan berbondong-bondong". Itulah kemenangan yang
nyata. Warna sejati dari sebuah kemenangan. Kemenangan atas diri sendiri, dan
kemenangan atas semesta alam.
Dibawah naungan takbir.[M-N-H]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berdiskusi