Selasa, 08 Juli 2014

Jurnal Launching KSAI

Bismillah

Jurnal ini kutulis untukmu, para penerus,

#Prologue
hari itu ia kembali dengan muka pucat tak mendapatkan apa yang ia ingini. walau sudah diupayakan dengan cara yang ia mampu, bocah pesakitan itu tak juga diberikan "bunga" dari kakaknya. terbesit dalam pikirannya untuk menemui kakak yang lebih dituakan untuk mengadu sedikit berharap mungkin sanng kakak ini bisa memberikannya "bunga".

"Begini saja dik, aku hanya memiliki “bunga” yang seperti ini. Tak ada yang seperti yang kau inginkan. Tegarlah!”

“tapi, apa memang bukan hak ku untuk mendapatkan “bunga” itu?”

“sudahlah, mengeluh saja tak membuat sesuatu menjadi lebih baik. Kalau memang kamu serius, maka pergilah ke sana. Akan ada badai yang menghadang, lubang yang menjebak, ketakutan yang mengintai, kesedihan yang akan menyapa. Aku tahu dik, akan berat bagimu, tapi cobalah. Itu juga caraku untuk mendapatkan “bunga-bunga” sebanyak ini.”

Bocah pesakitan pulang dengan duka, dengan harapan yang telah tecabik-cabik, dengan hati yang teriris-iris, dan dengan dadak yang sesak, air matapun menghiasi pipi. 

Keputusan bulat, ia akan ke sana. Rintangan benar adanya, badai, lubang-lubang, ketakutan, kesedihan, dan bahkan beberapa hal yang lebih mengerikan. Setiap rintangan terlewat, “bunga-bunga” ternyata bisa didapat. Setelah badai menerjang, di bawah langit cerah yang berhias pelangi, “bunga-bunga” bermekaran, begitu pula di dalam lubang yang menjebak juga ada “bunga” yang mekar.

“dik, engkau ingin “bunga” juga?”
(mengangguk)

“ini beberapa untukmu, tapi mari kita bersama berjalan ke sana, semoga ada banyak yang bisa dapatkan.”

Ia, si bocah pesakitan berjalan bersama rekannya. Ia berharap “bunga” yang diberikan tak membuat rekannya menjadi sang kakak. Sungguh, apa yang ia inginkan agar rekannya bisa juga mencari “bunga” mandiri, dan bisa mengajarkan pada rekan berikutnya. Tentu, pemberian “bunga” oleh sang kakak yang ia dambakan, masih ditunggunya sebagai pelengkap.

-Apa itu “bunga”? ia adalah sesuatu yang hilang-

Adnan Rifai, 4 Februari 2014, “sekuntum “bunga kuning”, untukku dan untukmu”

Untuk tahu kondisi KSAI pada Waktu itu bisa ditanyakan ke narasumber : Adnan2012, luthfi2012, samantha2012, zahrin2012, haidar2013, nissa2013, aan2011, sayaf2011.


2 MARET 2014 – LAUNCHING KSAI
Aku datang sampai sekolah sekitar jam 7.23, dengan jam undangan 7.15 merasa terhina meskipun hanya telat 8 menit. Karena memang semenjak bertolak dari rumah ada beberapa hal yang menghambat, karena malam harinya ada pekerjaan yang melelahkan. Di sana aku sudah bertemu dengan Mas Aan. Saling memandang dengan wajah penuh cemas. Ruangan Multimedia yang seharusnya menjadi tempat diadakannya masih tertutup, terkunci. Pasalnya, proses-proses perijinan meminjam ruang multimedia kurang begitu baik, tidak seperti prosedur. Soal perijinan ini sebelum ditembusi surat, seorang perwakilan dari DF yaitu seorang pelajar menembung ke Sekolah, kabar yang ada katanya sudah diperbolehkan dengan surat menyusul, namun ketika surat disampaikan ada tanda tanya besar pada Wakasek Sarana dan Prasarana yaitu Pak Sigit. Sepertinya tidak diberi tahu  sebelumnya. akhirnya ada pilihan untuk menggunakan ruang aula, dengan tidak menggunakan semua fasilitas yang ada , seperti speaker, LCD, yak arena Mas Agung juga tidak diberi tahu. Datanglah sahabat kami yang bernama deska, yang kemudian membantu menyiapkan aula untuk kegiatan Launching KSAI.

Ada beberapa hal yang menjadi pelajaran hari ini, bahwa kendala-kendala teknis itu bisa jadi disebabkan karena ketidaksempurnaan kita dalam mempersiapkan dan juga kurangnya kesungguhan kita dalam mengeksekusi rencana demi rencana yang diperburuk dengan komunikasi yang kurang baik dalam berkoordinasi.

Bahwa hal-hal yang dianggap kecil bagi kita semua, seperti kehadiran kita yang menuntut jasad kita berada di tengah-tengah acara adalah hal yang tidak bisa diremehkan. Kita juga tidak boleh terlena akan sebuah teknologi, ketika kita mengandalkan “nanti tolonga saya dikabari, disms, di tag di FB karena sepertinya saya telat , karena sepertinya saya tidak masuk”. Saatnya bagi kita untuk selalu memahami, bahwa hanya sekedar sms konfirmasi datang/tidak datang adalah hal yang juga sangat besar bagi kelangsungan keharmonisan sebuah organisasi. Karena ber-Su’udzon terhadap sesama muslim akibat tak ada konfirmasi akan menimbulkan luka, dan kecacatan terhadap ukhuwah kita. Setahu saya kaidahnya adalah kita sebisa mungkin tidak  bersu’udzon dengan sesama muslim, maka sebisa mungkin kita juga menutup sebab-sebab orang lain bersu’udzon kepada kita. Kita juga harus bisa memahami bahwa hal kecil seperti keterlambatan juga akan melukai dan menuai kecacatan dalam berorganisasi, sebab keterlambatan bisa berakibat orang lain bersu’udzon. Keterlambatan yang dimaksud adalah keterlambatan yang sebabnya sangat tidak bisa ditoleransi, tidak bisa diterima dengan kesepakatan bersama. Kalau pun tahu, di jadwal itu akan terlambat, kenapa semenjak awal tidak langsung deberitahukan. Sehingga bisa dijadwalkan ulang. Sebuah realitas pahit bagi kita ketika ada statement ”kita undangi tamu, jam 8 bila ingin acara dimulai jam 9”. Bukankah kita adalah seorang muslim?

Walau begitu, Alhamdulillah hari ini acara Launching KSAI berjalan sangat baik, tidak ada kesalahan fatal, hanya masalah-masalah teknis yang in syaa Alloh bisa diselesaikan di hari ini juga yang tidak berkelanjutan.

Sebagai gambaran umum agenda hari ini acara launching adalah memaparkan evaluasi, arahan kerja kedepan, dan menjelaskan struktur organisasi yang baru. Namun agenda kali ini ditambah dengan acara temu mentor-guru sehingga memiliki ke manfaatan yang lebih. Guru menjadi tahu eksistensi KSAI dan tidak terkecewakan karena mentor yang datang hanyalah sedikit, terlihat banyak karena yang datang tidak hanya mentor saja tetapi juga pengurus KSAI.

Semoga apa yang diusahakan bagi kita semua dibalas sesuai apa yang telah di usahakan masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo berdiskusi