Bismillah
Jurnal ini kutulis untukmu, para penerus,
#Prologue
hari itu ia kembali dengan muka pucat tak
mendapatkan apa yang ia ingini. walau sudah diupayakan dengan cara yang ia
mampu, bocah pesakitan itu tak juga diberikan "bunga" dari kakaknya.
terbesit dalam pikirannya untuk menemui kakak yang lebih dituakan untuk mengadu
sedikit berharap mungkin sanng kakak ini bisa memberikannya "bunga".
"Begini saja dik, aku hanya memiliki
“bunga” yang seperti ini. Tak ada yang seperti yang kau inginkan. Tegarlah!”
“tapi, apa memang bukan hak ku untuk
mendapatkan “bunga” itu?”
“sudahlah, mengeluh saja tak membuat
sesuatu menjadi lebih baik. Kalau memang kamu serius, maka pergilah ke sana.
Akan ada badai yang menghadang, lubang yang menjebak, ketakutan yang mengintai,
kesedihan yang akan menyapa. Aku tahu dik, akan berat bagimu, tapi cobalah. Itu
juga caraku untuk mendapatkan “bunga-bunga” sebanyak ini.”
Bocah pesakitan pulang dengan duka, dengan
harapan yang telah tecabik-cabik, dengan hati yang teriris-iris, dan dengan
dadak yang sesak, air matapun menghiasi pipi.
Keputusan bulat, ia akan ke sana. Rintangan benar adanya, badai, lubang-lubang, ketakutan, kesedihan, dan bahkan beberapa hal yang lebih mengerikan. Setiap rintangan terlewat, “bunga-bunga” ternyata bisa didapat. Setelah badai menerjang, di bawah langit cerah yang berhias pelangi, “bunga-bunga” bermekaran, begitu pula di dalam lubang yang menjebak juga ada “bunga” yang mekar.
Keputusan bulat, ia akan ke sana. Rintangan benar adanya, badai, lubang-lubang, ketakutan, kesedihan, dan bahkan beberapa hal yang lebih mengerikan. Setiap rintangan terlewat, “bunga-bunga” ternyata bisa didapat. Setelah badai menerjang, di bawah langit cerah yang berhias pelangi, “bunga-bunga” bermekaran, begitu pula di dalam lubang yang menjebak juga ada “bunga” yang mekar.
“dik, engkau ingin “bunga” juga?”
(mengangguk)
“ini beberapa untukmu, tapi mari kita bersama
berjalan ke sana, semoga ada banyak yang bisa dapatkan.”
Ia, si bocah pesakitan berjalan bersama rekannya. Ia berharap “bunga” yang diberikan tak membuat rekannya menjadi sang kakak. Sungguh, apa yang ia inginkan agar rekannya bisa juga mencari “bunga” mandiri, dan bisa mengajarkan pada rekan berikutnya. Tentu, pemberian “bunga” oleh sang kakak yang ia dambakan, masih ditunggunya sebagai pelengkap.
-Apa itu “bunga”? ia adalah sesuatu yang
hilang-
Adnan Rifai, 4 Februari 2014, “sekuntum
“bunga kuning”, untukku dan untukmu”
Untuk tahu kondisi KSAI pada Waktu itu bisa
ditanyakan ke narasumber : Adnan2012, luthfi2012, samantha2012, zahrin2012,
haidar2013, nissa2013, aan2011, sayaf2011.
2 MARET 2014 – LAUNCHING KSAI
Aku datang sampai sekolah sekitar jam 7.23,
dengan jam undangan 7.15 merasa terhina meskipun hanya telat 8 menit. Karena
memang semenjak bertolak dari rumah ada beberapa hal yang menghambat, karena
malam harinya ada pekerjaan yang melelahkan. Di sana aku sudah bertemu dengan
Mas Aan. Saling memandang dengan wajah penuh cemas. Ruangan Multimedia yang
seharusnya menjadi tempat diadakannya masih tertutup, terkunci. Pasalnya,
proses-proses perijinan meminjam ruang multimedia kurang begitu baik, tidak
seperti prosedur. Soal perijinan ini sebelum ditembusi surat, seorang
perwakilan dari DF yaitu seorang pelajar menembung ke Sekolah, kabar yang ada
katanya sudah diperbolehkan dengan surat menyusul, namun ketika surat
disampaikan ada tanda tanya besar pada Wakasek Sarana dan Prasarana yaitu Pak
Sigit. Sepertinya tidak diberi tahu
sebelumnya. akhirnya ada pilihan untuk menggunakan ruang aula, dengan
tidak menggunakan semua fasilitas yang ada , seperti speaker, LCD, yak arena
Mas Agung juga tidak diberi tahu. Datanglah sahabat kami yang bernama deska, yang
kemudian membantu menyiapkan aula untuk kegiatan Launching KSAI.
Ada beberapa hal yang menjadi pelajaran
hari ini, bahwa kendala-kendala teknis itu bisa jadi disebabkan karena
ketidaksempurnaan kita dalam mempersiapkan dan juga kurangnya kesungguhan kita
dalam mengeksekusi rencana demi rencana yang diperburuk dengan komunikasi yang
kurang baik dalam berkoordinasi.
Bahwa hal-hal yang dianggap kecil bagi kita
semua, seperti kehadiran kita yang menuntut jasad kita berada di tengah-tengah
acara adalah hal yang tidak bisa diremehkan. Kita juga tidak boleh terlena akan
sebuah teknologi, ketika kita mengandalkan “nanti tolonga saya dikabari, disms,
di tag di FB karena sepertinya saya telat , karena sepertinya saya tidak
masuk”. Saatnya bagi kita untuk selalu memahami, bahwa hanya sekedar sms
konfirmasi datang/tidak datang adalah hal yang juga sangat besar bagi
kelangsungan keharmonisan sebuah organisasi. Karena ber-Su’udzon terhadap
sesama muslim akibat tak ada konfirmasi akan menimbulkan luka, dan kecacatan terhadap
ukhuwah kita. Setahu saya kaidahnya adalah kita sebisa mungkin tidak bersu’udzon dengan sesama muslim, maka sebisa
mungkin kita juga menutup sebab-sebab orang lain bersu’udzon kepada kita. Kita
juga harus bisa memahami bahwa hal kecil seperti keterlambatan juga akan
melukai dan menuai kecacatan dalam berorganisasi, sebab keterlambatan bisa
berakibat orang lain bersu’udzon. Keterlambatan yang dimaksud adalah
keterlambatan yang sebabnya sangat tidak bisa ditoleransi, tidak bisa diterima
dengan kesepakatan bersama. Kalau pun tahu, di jadwal itu akan terlambat,
kenapa semenjak awal tidak langsung deberitahukan. Sehingga bisa dijadwalkan
ulang. Sebuah realitas pahit bagi kita ketika ada statement ”kita undangi tamu,
jam 8 bila ingin acara dimulai jam 9”. Bukankah kita adalah seorang muslim?
Walau begitu, Alhamdulillah hari ini acara
Launching KSAI berjalan sangat baik, tidak ada kesalahan fatal, hanya
masalah-masalah teknis yang in syaa Alloh bisa diselesaikan di hari ini juga
yang tidak berkelanjutan.
Sebagai gambaran umum agenda hari ini acara launching adalah memaparkan evaluasi, arahan kerja kedepan, dan menjelaskan struktur organisasi yang baru. Namun agenda kali ini ditambah dengan acara temu mentor-guru sehingga memiliki ke manfaatan yang lebih. Guru menjadi tahu eksistensi KSAI dan tidak terkecewakan karena mentor yang datang hanyalah sedikit, terlihat banyak karena yang datang tidak hanya mentor saja tetapi juga pengurus KSAI.
Semoga apa yang diusahakan bagi kita semua
dibalas sesuai apa yang telah di usahakan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berdiskusi