Hingga kini, tak pernah dibayangkan kita dahulu
pernah menyesali dan menghujat sesuatu hal yang padahal saat ini, mungkin kita
sesekali ingin mengulanginya lagi barang sedetik. Berlari, manapaki tangga yang
berdecit keras, dan duduk , lalu mendengarkan untaian pembelajaran.
***
23 Desember 2011
Senja kini tlah menyapa
Kekuatan,kekuasaan,ketangkasan
perlahan hilang
apa yang tersisa...
Gunakan tuk menyambut mentari datang
walau ku tak yakin masih diberi
kesempatan,
tapi aku masih berharap mentari kan
menyapa
[dalam senja anak SMA]
Kawan, saat ditanya "apa yang engkau telah
lakukan disepanjang waktu emas dalam kehidupan berkostum putih abu-abu?".
Ku jawab, "satu tahun... Hanya cukup untuk belajar.".
Saat kiranya waktu telah berlalu, dan hasil
pembelajaran kehidupan itu telah terdapati... Waktu jua yang akan mengingatkan.
"Waktumu telah habis."
Sebuah tangis, mungkin sebagian dari kami,
menjadi teman menyendiri. Bahkan, saat membayangkan beribu pertanyaan yang akan
menghujat, sedang bibir tak kuasa lagi menjawab.
Duhai, kini waktu telah berlalu. Dan perjalanan
hidup senantiasa berlanjut hingga hembus nafas terakhir diberikan. Hingga
waktu-waktu dan kekuatan yang masih diberikan ini, maukah..... Kita kembali
menggenggam pena dan menuliskan kisah perjuangan ini sekali lagi. Di tanah
sepi, dengan cermin-cermin muramnya, dan di tempat kita mulai dikenalkan, bahwa
beginilah hidup. Bahwa hidup adalah mencari bekal sebaik mungkin.
Begitulah maksud dari sajak sederhana yang
kutuliskan beberapa tahun yang lalu, saat semua telah berlalu.
***
Kepada mereka tulisan ini telah dibuat dengan
sepenuh hati, para pemuda yang ditakdirkan telah mencicip sebuah hidangan lezat
yang mungkin tak pernah terhidang kembali kecuali diharuskan bersusah payah dan
berpeluh keringat. Ialah menapakkan kaki tiap pagi hingga malam, di sepetak
tanah yang penuh terkenang memori padanya. SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Siapakah diantara kita tak merindukkan segala
pernak-pernik GVT? Siapakah gerangan yang tak punya rindu untuk mengulang
kembali masa yang telah berlalu? Siapakah yang dirinya tak kangen dengan canda
tawa, tangis sendu, dalam rintih perjuangan seorang pelajar. Sebuah tempat yang
merekam berbagai kejadian, di mana saat-saat setelahnya, kita kembali lagi
menginjakkan kaki, bayang-bayang itu selalu memaksa kembali untuk hadir dalam
benak kita. Hatta akan terungkap kembali sebuah proses panjang selama tiga
tahun yang telah merubah kita, perilaku kita, tujuan hidup kita menjadi lebih
baik. Siapakah kita sebelum tiga tahun itu berlalu, dan siapakah kita setelah
tiga tahun itu berlalu?
Apakah ia tak cukupmu untukmu kawan? Untuk
kembali lagi, bersua dengan mereka yang kini mengisi kepergianmu? Menemani
mereka dalam pencarian jati diri bersama, dalam perjuangan yang tak kan
berhenti sebelum waktu terhenti, dan dalam kerangka kita menghamba Rabb kita.
Masihkah dalam benakmu kawan, mempertanyakan alasan kenapa harus kembali?
Memang, perjuangan harus dilakukan di mana
saja. Tetapi, berjuang kembali di tempat itu apakah salah?
***
Sungguh kawan, apabila benar kita telah
mendapat begitu banyak berkah dan manfaat yang diberikan Allah di waktu tiga
tahun itu, maka marilah kita menjaga berkah dan manfaat itu dengan
menebarkannya kembali kepada mereka yang telah mengisi kepergian kita. Saat semua
waktu telah berlalu.
***
Di sana, tidak ada yang lebih dirindu kecuali
apa-apa yang denganya bertambah kebaikan pada diri.
Semoga Allah Ta'ala karuniakan kemudahan bagi
teman-teman yang masih mengusahakan berbagi kebaikan pada sang terindu,
Tidak ada perindu yang merasa terlalu tua atau
tak pantas, untuk selalu berharap kebaikan terus disemai di sana, dengan tangannya
atau tangan orang lain..
Nasihat mulia dr orang yang paling pantas
dirindu
Bersemangatlah atas apa-apa yang bermanfaat
bagimu, (wahai para perindu-red), dan minta tolonglah pada Allah, dan jangan
berputus asa.. [Mas Sayaf Al Faruq]
***
29 Juli 2012
disuatu sore, dalam perjalanan
pulang. sekilas mendengar suara dari toa masjid
".............
jangan berharap pada manusia
betul deh!!!
jika berharap pada manusia kita
hanya akan kecewa
berharaplah pada Alloh
.............."
what a long day
***
"Andai dakwah bisa tegak dengan
seorang diri, maka tak perlu Musa mengajak Harun. Tak perlu pula Rasulullah
mengajak Abu Bakar untuk menemani Hijrah. Meskipun pengemban dakwah adalah
seorang yang ‘alim, faqih, dan memiliki azzam yang kuat, tetap saja ia manusia
lemah yang akan selalu membutuhkan saudaranya. Peliharalah saudaramu, jangan
abaikan keberadaannya di sisimu, sebab mungkin ialah bagian dari lingkaran doa yang
melingkupi langkahmu."
***
Kawan, mari. Sekali lagi, di waktu
yang masih tersisa ini, kita kembali untuk berjuang dan memperjuangkan. Teladan
Daarussalaam. Semoga dapat menghapus dan menutup salah demi salah di masa lalu.
Semoga, langkah kita selalu diberkahi Allah Ta’ala. Dan semoga kita ditunjukan
dan diteguhkan di jalan yang lurus.
***
[Comming Soon]
SEKOLAH KSAI-[Mari beramal ilmiah
dan berilmu amaliyah]
(Adnan R.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berdiskusi