Dalam Al-Quran
surat Al-Baqarah ayat 247, Allah mengabulkan permintaan Bani Israil yang memohon
kepada Allah agar dipilihkan seorang raja. "Allah telah memilihnya menjadi
raja kamu (bani israil) dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik"
Namanya Talut.
Seorang yang dibekali Allah tidak hanya dengan ilmu yang luas, namun juga fisik
yang kuat. Ia menjadi seorang raja sekaligus panglima dalam sebuah perang yang
menentukan melawan Jalut. Ia menang atas izin Allah.
Tidak dapat dipungkiri
bahwa para da'i, penyeru kebaikan, terdahulu tidak hanya memiliki ilmu yang
luas namun juga fisik yang kuat. Tentu saja Rasulullah Muhammad SAW
memilikinya. Rasulullah mulai berperang pada fase Madinah, pada usia lebih dari
50 tahun, usia disaat fisik kebanyakan orang biasa mulai melemah. Bahkan
Rasulullah adalah sosokyang paling tangguh di medan perang, pada masa-masa
genting perang Uhud, saat Rasulullah terkepung dan harus berhadapan dengan
puluhan jawara kafir Quraisy. Rasulullah berhasil melewati saat-saat genting
tersebut.
Kita juga
mengenal sosok Khalid bin Walid. Pedang Allah, panglima besar umat Islam,
penakhluk dua negeri adidaya: Romawi dan Persia. Kekuatan fisiknya sungguh luar
biasa. Ia pernah mematahkan sembilan pedang dalam perang Mu'tah, salah satu perang
paling menentukan, perang pertama kaum Muslimin melawan bangsa Romawi.
Sebagaimana
Khalid bin Walid, kita juga mengenal sosok Umar bin Khattab dengan
kebijaksanaan dan fisiknya, yang ketika Umar menaiki seekor unta, maka kakinya
akan ikut menapak. Kita juga mengenal Ali bin Abi Thalib yang mengarungi gurun
pasir sendirian untuk berhijrah pada usianya yang sangat belia, dan
kemenangannya di setiap duel dalam setiap peperangan yang senantiasa Ia ikuti
semasa Rasulullah hidup.
Begitulah
kekuatan fisik para da'i, penyeru kebaikan terdahulu. Hampir-hampir sejarah tak
pernah mencatat mereka mengalami sakit. Tercatat dalam sejarah, Rasulullah
hanya pernah sakit sebanyak tiga kali semasa hidupnya. Saat disihir oleh seorang Yahudi
bernama Labid bin A'sham, saat terluka semasa perang Uhud, dan menjelang
wafatnya. Bahkan Rasulullah tak pernah sakit akibat faktor internal: menjaga
kesehatan, pola hidup;namun seluruh sakitnya adalah sebab faktor eksternal.
Umar, Ali, Khalid, hingga Shalahuddi al-Ayyubi dan Muhammad al-Fatih. Mereka
adalah pahlawan yang tidak pernah sakit, kecuali dalam perang dan menjelang
wafatnya.
Kini, bahkan
kita sering menemukan seorang da'i, penyeru kebaikan, yang sakit akibat
buruknya kebiasaan dirinya. Mulai dari kebiasaan makan, hingga manajemen
istirahat atau olah raga yang menjadi hak bagi dirinya. Kini, kita sering
menemukan seorang da'i yang mengesampingkan kekuatan fisiknya, da'i yang lemah
jika berada di lapangan. Padahal kita mengetahui bahwa Muslim yang kuat lebih
dicintai Allah daripada Muslim yang lemah.
Inilah sepotong
bagian yang terpisah atau sengaja dipisahkan dari badan kaum Muslimin. Tentang
kuatnya fisik. Sepotong bagian yang terlihat remeh, namun berdampak besar dalam
produktifitas setiap aktifitas dakwah. Sepotong yang kecil, namun terkadang
menjadi batu sandungan terhadap aktifitas dan kerja besar dakwah. [M-N-H]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berdiskusi